2025-06-04 | admin3

Manisan Pernik: Kacang Almond Lapis Gula dari Pegunungan Asir yang Kaya Tradisi

Di balik megahnya Pegunungan Asir di Arab Saudi, tersembunyi beragam kekayaan budaya dan kuliner tradisional yang belum banyak dikenal dunia. Salah satu di antaranya adalah manisan pernik, sebuah kudapan khas daerah pegunungan ini yang terbuat dari kacang almond lapis gula. Kudapan ini bukan hanya sekadar makanan ringan, tetapi juga bagian penting dari tradisi masyarakat setempat, terutama dalam perayaan seperti pernikahan, kelahiran, dan momen-momen kebahagiaan lainnya. Cita rasa manis, tekstur renyah, dan sentuhan rempah ringan membuat manisan pernik menjadi simbol keramahan dan berkah.

Manisan ini dibuat dari kacang almond berkualitas tinggi yang ditanam di kawasan pegunungan Asir, di mana udara sejuk dan tanah subur menciptakan kondisi ideal untuk pertumbuhannya. Setelah dipanen, almond dipanggang ringan untuk mengeluarkan aroma khasnya. Selanjutnya, kacang tersebut dilapisi dengan gula yang telah dimasak hingga membentuk karamel ringan. Dalam beberapa resep tradisional, gula dicampur dengan air mawar atau sedikit kapulaga, memberikan sentuhan rasa yang lembut namun memikat. Hasil akhirnya adalah kacang almond yang dilapisi kristal gula putih mengilap—manis, renyah, dan penuh karakter.

Secara visual, manisan pernik sangat memikat. Butiran almond yang telah dilapisi gula biasanya disusun dalam toples bening atau wadah tembikar hias yang memperkuat kesan tradisional. Warna putih cemerlang dari lapisan gula slot depo 10k mencerminkan kemurnian dan kebahagiaan, dua elemen penting dalam filosofi perayaan masyarakat Arab. Dalam acara pernikahan, manisan ini sering dibagikan kepada tamu sebagai tanda terima kasih sekaligus doa agar pengantin mendapatkan kehidupan yang manis dan penuh berkah.

Selain menjadi bagian dari budaya perayaan, manisan pernik juga sering dijadikan oleh-oleh khas dari wilayah Asir. Banyak wisatawan lokal maupun mancanegara yang mencari kudapan ini sebagai cendera mata unik yang mencerminkan warisan kuliner Arab yang otentik. Di pasar tradisional seperti di kota Abha, manisan ini dijual dalam berbagai kemasan, mulai dari toples sederhana hingga kotak kayu berhias ukiran khas daerah. Tak jarang, produsen lokal juga menambahkan varian rasa seperti kayu manis atau jahe untuk menciptakan variasi yang lebih modern tanpa meninggalkan akar tradisi.

Popularitas manisan pernik mulai menanjak seiring meningkatnya perhatian terhadap kuliner lokal dan warisan budaya. Beberapa chef dan pelaku usaha kuliner bahkan mulai mengangkatnya ke tingkat internasional dengan mengemasnya lebih modern dan menjualnya secara daring. Hal ini menjadi langkah positif untuk menjaga agar resep tradisional tetap hidup di tengah arus globalisasi dan perubahan gaya hidup.

Manisan pernik bukan hanya tentang rasa manis yang lezat, tapi juga tentang kisah, warisan, dan identitas sebuah komunitas yang bangga akan budaya leluhurnya. Di setiap gigitan, tersimpan cerita tentang tanah tinggi Asir, tentang tangan-tangan terampil yang mewariskan resep ini dari generasi ke generasi, serta tentang semangat berbagi kebahagiaan melalui cita rasa yang tak lekang oleh waktu.

BACA JUGA: 7 Rekomendasi Restaurant Sushi Terbaik di Jakarta yang Wajib Dicoba

Share: Facebook Twitter Linkedin